Pewarna Tekstil Yang Sering Digunakan
Di bidang pengolahan tekstil, khususnya proses celup untuk pewarnaan tekstil atau pewarna pakaian yang bagus garam dan napthol biasanya sering digunakan. Pewarna tekstil reaktif seperti garam pewarna dan napthol dipilih karena memiliki sifat tahan luntur, tapi secara umum tentu akan tergantung juga dengan bahan atau material yang diwarnai.
Dari beragam zat pewarna tekstil yang bisa digunakan untuk pewarnaan kain katun, bahan pewarna sintetis yang dikenal dengan nama napthol merupakan jenis bahan yang sering dipakai pada proses pewarnaan. Hal ini dikarenakan zat warna tersebut dapat digunakan untuk teknik celup secara cepat dan warnanya kuat.
Namun aplikasi pewarnaan tersebut membutuhkan konsentrasi garam yang sangat tinggi, jadi harus dipahami agar proses pewarnaan lebih maksimal dan menekan hal-hal yang tidak diinginkan, misal digunakan secara berlebihan atau pewarna dibuang percumah.
Zat warna napthol terdiri atas dua unsur yaitu napthol sebagai dasar warna (misal napthol AS..) dan garam diazonium sebagai pembangkit warna atau membelokkan warna.
Zat warna napthol pada dasarnya tidak larut dalam air. Supaya mudah larut dalam air, biasanya zat warna ini harus ditambahkan sedikit costic soda dan menggunakan air yang mendidih, bahkan bila perlu bisa dipanaskan atau direbus hingga larut sempurna (bewarna bening).
Contoh Proses Celup
Naphtol dasar (penaphtolan) biasanya digunakan pertama kali dalam proses pewarnaan. Naptol yang banyak dipakai dalam pencelupan diantaranya:
AS, ASBO, ASBS, ASG, ASOL, ASLB dan ASD
Karena pada pencelupan pertama warna kain belum bisa tampak, maka dibutuhkan yang namanya larutan garam diazonium untuk memunculkan warna sesuai yang diinginkan. Garam diazonium yang banyak dipakai dalam pencelupan diantaranya:
Contoh misalkan ingin melakukan proses celup atau pewarnaan pada bahan 1 meter kain dengan napthol adalah sebagai berikut:
Larutan Napthol
Napthol: 3 – 5 gram
Coustik soda : 15 – 25 gram
TRO : 15 – 25 gram
Air Panas : 1 liter
Larutan Garam Diazo
Garam diazo : 6 – 10 gram
Air dingin : 2 liter
Cara penggunaan napthol secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut:
- Basahi kain dengan menggunakan air dingin lalu tiriskan.
- Masukkan kain ke dalam larutan napthol supaya larutan pewarna meresap kedalam serat kain kemudian tiriskan.
- Masukkan kain ke dalam larutan garam diazonium lalu ratakan hingga larutan meresap sampai serat kain.
- Cuci kain dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa warna yang tidak meresap ke dalam serat kain.
- Ulangi langkah 2 dan 3 agar warna lebih mantap.
- Bilas kembali kain yang telah dicelup ulang hingga bersih.
Mungkin banyak yang tidak tahu mengapa garam sering digunakan dalam pewarnaan kain atau tekstil
Perlu diketahui juga bahwa substrat tekstil dan molekul pewarna, tidak harus memiliki karakteristik yang homogen untuk dapat bergabung satu sama lain. Dalam kasus seperti itu, biasanya membutuhkan beberapa katalis untuk memfasilitasi proses pewarnaan pada kain. Dalam hal ini garam memainkan peran penting sebagai katalisator.
Garam memiliki afinitas yang sangat tinggi terhadap air. Secara garis besar, Garam diperlukan dalam tiga cara, yaitu :
- Untuk mengarahkan pewarna ke dalam tekstil selama proses pencelupan di tekstil.
- Penggunaan garam menyebabkan habisnya molekul pewarna secara maksimal selama proses pewarnaan pada tekstil.
- Garam digunakan sebagai elektrolit untuk migrasi, adsorpsi dan fiksasi zat warna ke bahan selulosa.
Kenapa Menggunakan Garam Sebagai Penambah Pewarna Tekstil?
Reaksi Kimia Untuk Pewarna Pakaian Yang Bagus dan Pewarna Tie Dye yang bagus
Metode konsentrasi garam dalam pewarna kapas atau kain katun didukung prinsip kationisasi yaitu untuk mengembangkan muatan positif pada kapas secara rekatif. Kapas yang diolah setelah diputihkan dari bak yang sedikit asam menghasilkan muatan positif yang disebabkan protonasi di dalam amino.
Pewarna reaktif dari garam yang anionik (bermuatan negatif) dalam resolusi, pada proses pewarnaan ini akan tertarik pada muatan positif yang menjadikan warna akan menempel sempurna.
Memang hasil akhir dari proses pewarnaan tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi garam untuk pewarna reaktif pada bahan tekstil lebih penting untuk menunjukkan ketahanan warna yang baik, tahan luntur pencucian, tahan luntur saat digosok atau setrika.
Dalam industri tekstil, garam industri digunakan dalam pembuatan dan pemrosesan kain dan bahan lainnya, seperti misal untuk pencelupan kapas. Saat digunakan dalam rendaman proses pewarnaan, garam menyebabkan pewarna menembus kain sepenuhnya, sehingga membuat proses pewarnaan menjadi lebih mudah.
Jenis Garam Dalam Pewarna Tekstil
Dua jenis garam industri yang sering digunakan untuk pewarnaan tekstil ada dua yaitu vakum dan garam batu. Kedua jenis garam ini memiliki kandungan natrium klorida yang sangat tinggi dan tersedia dalam berbagai ukuran butiran berupa serbuk.
Garam memainkan peran penting dalam pewarnaan reaktif dengan meningkatkan afinitas zat warna terhadap serat dan mempercepat asosiasi zat warna dan menurunkan kelarutannya.
Pada proses pencelupan warna biasanya menggunakan garam Glauber atau garam dapur atau juga garam vakum.
Harap diperhatikan juga saat proses pewarnaan jangan sampai mengenai bahan lainnya atau pada peralatan, sebab adanya ion klorin dalam garam biasa dapat menyebabkan korosi. Oleh sebab itu, garam Glauber selalu lebih disukai daripada garam biasa.
Garam glauber adalah nama umum untuk natrium sulfat decahydrate, Na2SO4.10H2O sebagai kristal monoklinik putih atau tidak berwarna. Setelah terpapar udara yang cukup kering, ia akan berkembang membentuk natrium sulfat anhidrat bubuk.
Johann Glauber adalah yang pertama memproduksi jenis garam ini, sehingga disebut garam Glauber. Garam Glauber dapat larut dalam air, memiliki rasa asin, pahit, dan terkadang digunakan dalam pengobatan sebagai pencahar ringan tetapi banyak digunakan dalam pewarnaan. Sedangkan garam vakum adalah nama umum garam dari natrium klorida (NaCl).
Fungsi Garam dalam Proses Pencelupan untuk pewarna pakaian yang bagus
Garam meningkatkan afinitas pewarna terhadap substrat Selulosa.
Garam dalam pewarnaan reaktif meningkatkan laju habisnya zat warna reaktif.
Karena zat warna reaktif memiliki afinitas yang lebih rendah, lebih banyak garam anorganik diperlukan saat menggunakan zat warna reaktif untuk mempercepat penyerapan. Dalam industri tekstil garam dan pewarna sudah dicampur jadi satu sehingga tinggal ditambahkan air saja bila ingin melakukan proses pencelupan.
Sementara jumlah garam anorganik yang digunakan bervariasi sesuai dengan jenis zat warna yang digunakan, zat warna fiksasi tinggi yang baru-baru ini dikembangkan dengan afinitas yang lebih baik memungkinkan jumlah garam anorganik berkurang.
Karena pertimbangan efektivitas dan biaya, garam Glauber dan garam biasa (natrium klorida) sering digunakan dalam pewarnaan. Dalam hal perannya sebagai garam anorganik, keduanya secara efektif sama karena kation natrium aktif di keduanya.
Penggunaan Garam Industri
Garam industri digunakan untuk memperbaiki serat tekstil, terutama saat mewarnai dan mencetak kain berbahan dasar selulosa. Garam akan mendorong pewarna dapat menembus bahan dan mengikat serat. Semakin murni dan berkualitas tinggi garam yang digunakan, semakin baik hasil pewarnaannya.
Garam vakum lebih disukai di-industri tekstil karena tingkat kemurniannya yang tinggi. Garam batu yang mempunyai kandungan natrium klorida yang tinggi, juga cocok untuk pewarna pada tekstil.