Metode Pewarnaan Yang Baik Akan Bisa Membuat Produk Anda Lebih Menjanjikan Dan Berwarna
Sebelum memutuskan penggunaan dan pemilihan pewarna, Anda pastinya akan mempertimbangkan harga pewarna tekstil yang akan dibeli. Pastinya juga akan mempertimbangkan budget dan kebutuhan dalam usaha Anda.
Pada Fashion biasanya akan selalu mengikuti trend, pembeli terutama yang terlalu pemilih akan cenderung mencari pakaian yang bagus dengan membuat pilihan mereka berdasarkan warna, potongan, gaya, dan harga.
Sehingga produsen selalu dituntut inovatif dan kreatif dalam menghasilkan produk-produk yang berkualitas dan harganya bersaing tetapi tetap menguntungkan.
Perbedaan Proses Pewarnaan dan Pencelupan Berdasarkan Bahan
Kapas atau Katun
Pencelupan: Suhu hangat, waktu proses lama, membutuhkan penambahan garam dan fiksatif alkali dalam jumlah besar
Pencucian: Proses yang panjang, energi dan air menggunakan beberapa bak, dengan setidaknya satu pada suhu mendidih
Polyester
Pencelupan: Temperatur panas, waktu proses singkat, tidak diperlukan fiksatif
Pencucian: Proses yang lebih singkat membutuhkan lebih sedikit energi, air, dan bahan kimia daripada kapas. Menggunakan alkali dan zat pereduksi kimia.
Viscose (rayon)
Pencelupan: Suhu hangat, waktu proses lama, membutuhkan lebih sedikit garam dan alkali dibandingkan kapas
Pencucian: Mirip dengan kapas tetapi prosesnya lebih singkat, kemungkinan karena pewarna yang tidak terlalu kaku akan hilang
Wol
Pencelupan: Suhu hangat, proses sederhana
Pencucian: Umumnya prosedur pencucian yang relatif sederhana
Pertimbangan Modal dan Harga Pewarna Tekstil
Pencelupan kapas menggunakan garam untuk meniadakan muatan pada permukaan kapas, menggunakan senyawa amonium kuaterner untuk secara permanen menempelkan situs amino bermuatan positif pada molekul selulosa membuat daya tarik alami antara pewarna dan serat.
Pewarna reaktif yang sangat efisien yang hanya membutuhkan satu kali pencucian. Pewarna biasanya merupakan molekul aromatik dari fraksi berat minyak bumi.
Alternatif lain pewarnaan bisa menggunakan pencetakan digital pada poliester, menggunakan proses sublimasi pewarna dua langkah yang hampir tanpa air. Pola pertama kali dicetak pada kertas transfer; panas kemudian mengubah warna menjadi awan gas, yang terikat dengan poliester lunak. Tetapi harus digaris bawahi proses pencetakan digital dan sublimasi ini tidak bisa untuk katun, sutra, dan kain alami lainnya.
Pendekatan pencetakan digital dapat memungkinkan produsen pakaian berbahan polyester untuk beroperasi di wilayah yang lebih dekat dengan pelanggan, sebab pencetakan digital memang lebih mudah dalam mengikuti tren yang dapat berdampak pada seberapa banyak dan jenis pewarna yang digunakan, akan sangat bergantung pada seberapa ekonomis alat printer digital tersebut.
Industri tekstil, termasuk ritel, sangat-sangat kompetitif, dan pada akhirnya, masalahnya adalah biaya permodalan. Satu rupiah dari biaya tambahan, akan menambah banyak uang ketika sebuah perusahaan menghasilkan jutaan pakaian atau tergantung seberapa banyak kuantias dari permintaan pasar.