Apakah pewarna tekstil itu? Pewarna tekstil adalah suatu zat warna yang dapat diserap oleh tekstil dan juga mudah dihilangkan kembali. Ada dua jenis pewarna tekstil yaitu pewarna alami dan pewarna kimia buatan atau pewarna sintetis. Zat pewarna alam merupakan zat pewarna yang terbuat dari bahan-bahan alami yang ada dialam seperti kunyit, kulit soga, nila, mengkudu, daun jati, kayu secang. Sedangkan zat pewarna sintetis yaitu pewarna tekstil buatan pabrik dengan bahan dasar kimia sehingga warnanya mencolok.
Pewarna dapat didefinisikan sebagai zat yang, ketika diterapkan pada substrat memberikan warna dengan proses yang mengubah, setidaknya untuk sementara, setiap struktur kristal dari zat berwarna. Zat tersebut dengan kapasitas pewarnaan yang cukup banyak digunakan dalam industri sebagai berikut:
- Tekstil
- Farmasi
- Makanan
- Kosmetik
- Plastik
- Fotografi
- Kertas
Pewarna dapat menempel pada permukaan yang kompatibel dengan larutan, dengan membentuk ikatan kovalen atau kompleks dengan garam atau logam, dengan adsorpsi fisik atau dengan retensi mekanik. Pewarna diklasifikasikan berdasarkan aplikasi dan struktur kimianya, dan terdiri dari sekelompok atom yang dikenal sebagai kromofor, yang bertanggung jawab atas warna pewarna. Pusat-pusat yang mengandung kromofor ini didasarkan pada berbagai kelompok fungsional, seperti azo, antrakuinon, metin, nitro, ariel metana, karbonil, dan lainnya. Selain itu, elektron yang menarik atau menyumbangkan substituen untuk menghasilkan atau mengintensifkan warna kromofor didenominasikan sebagai auksokrom. Auksokrom yang paling umum adalah amina, karboksil, sulfonat, dan hidroksil.
Bahan tekstil dapat dicelup menggunakan proses batch, kontinyu atau semi kontinu. Jenis proses yang digunakan tergantung pada banyak karakteristik termasuk jenis bahan seperti serat, benang, kain, konstruksi kain dan pakaian, serta jenis serat generik, ukuran lot pewarna dan persyaratan kualitas pada kain yang dicelup.
Di antara proses-proses ini, proses batch adalah metode yang paling umum digunakan untuk mewarnai bahan tekstil.
Sehubungan dengan jumlah dan volume produksi, pewarna azo adalah kelompok pewarna terbesar, yang merupakan 60-70% dari semua pewarna organik yang diproduksi di dunia. Keberhasilan pewarna azo adalah karena kemudahan dan efektivitas biaya untuk sintesis dibandingkan dengan pewarna alami, dan juga keragaman struktural yang besar, koefisien kepunahan molar tinggi, dan sifat tahan luntur sedang hingga tinggi dalam kaitannya dengan cahaya serta basah.