Pewarna indigosol tidak dapat langsung diaplikasikan pada benang karena sifatnya yang tidak larut. Pewarna indigo tidak larut dalam air, oleh karena itu, untuk menghasilkan larutan pewarna, indigo dicampur dengan air menggunakan natrium hidrosulfit atau natrium hidroksida.

Proses pencampuran air menggunakan natrium hidrosulfit atau natrium hidroksida ini pada dasarnya adalah proses reduksi pewarna indigo. Melalui proses ini, indigo larut dalam air dan menghasilkan busa leuco.

Secara alami, pewarna indigo berwarna biru cerah dan tidak mampu menembus serat bahan katun. Larutan leuco-indigo memiliki warna kuning jernih atau hijau kekuningan.

Lembaran lusi atau lembaran tali benang kemudian direndam dalam larutan pewarna tersebut. Pewarna indigo dengan bantuan basa seperti natrium hidrosulfit atau natrium hidroksida akan menembus permukaan benang. Kemudian, benang-benang ini dipindahkan dari larutan pewarna untuk proses oksidasi. Oksidasi ini diperlukan untuk menjadikan pewarna indigo tidak larut.

Ketika benang yang telah diwarnai terpapar udara, basa-basa yang tercampur akan dihilangkan melalui proses oksidasi. Selama proses oksidasi ini berlangsung, warna benang akan berubah dari kuning menjadi hijau dan akhirnya menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan merupakan warna biru nila asli.

Larutan natrium hidrosulfit sangat mudah menguap dalam bentuk busa cair, tetapi tidak stabil di udara, sehingga akan segera terurai atau dioksidasi dari pewarna. Untuk mendapatkan warna biru tua pada benang celup pewarna indigosol, warna harus dibangun secara berlapis-lapis dan setelah setiap proses pewarnaan diperlukan proses Oksidasi Lengkap.

Pada tingkat konsentrasi pencelupan ganda, menggunakan sembilan kotak pewarna akan menghasilkan denim 18 celup, sedangkan pada tingkat konsentrasi pencelupan tiga kali lipat, menggunakan 27 kotak pewarna akan menghasilkan denim 27 celup.

Kombinasi Pewarna Indigosol dengan Pewarna Lainnya

Untuk mendapatkan warna yang lebih gelap atau efek modis lainnya pada kain denim, digunakan pewarna sulfur hitam atau biru. Sampai batas tertentu, pewarna tong lain juga dapat diterapkan pada benang sebelum, selama, atau setelah proses pewarnaan indigo.

Pewarna belerang, yang memiliki biaya lebih rendah, dapat diaplikasikan menggunakan mesin indigo, mesin celup pad, dan mesin celup garmen dengan metode yang dirancang secara memadai.

Pewarna belerang memiliki penampilan yang lebih alami dibandingkan dengan pewarna reaktif atau langsung (pewaran direct). Mereka memberikan tampilan yang lebih lembut dan memungkinkan efek pencucian serbaguna selama proses pencucian. Oleh karena itu, di antara berbagai jenis pewarna selain indigo, pewarna belerang menjadi yang paling populer untuk membungkus, mendekorasi, atau memberi warna pada pakaian yang sebelumnya telah diwarnai dengan indigo, menghasilkan beragam pola dengan penampilan yang menarik.

Meskipun pewarna belerang mulai dihapuskan secara perlahan di negara-negara Barat karena tingginya polusi residu, tetapi masih banyak digunakan di Asia, seperti Tiongkok, India, dan Indonesia.

Perkembangan terbaru dalam teknik pewarnaan telah memungkinkan penggunaan zat pengganti sulfida yang tidak beracun. Glukosa kini digunakan dalam larutan primer, dan tersedia produk dengan kandungan sulfida rendah atau tanpa sulfida sama sekali.

Jika pewarna belerang diaplikasikan sebelum proses pewarnaan indigo, disebut dasar belerang. Jika diterapkan setelah proses pewarnaan indigo, disebut lapisan belerang.

Setelah proses pencucian setelah pewarnaan indigo atau setelah pemberian lapisan belerang tambahan, tali benang melewati gulungan pemeras untuk mengekstrak air secara mekanis. Kemudian, benang tersebut dikeringkan dan digulung ke dalam bak besar. Alat pengering yang umum digunakan adalah beberapa tumpukan kaleng pengering.

Pewarna Direct/Direk – Pewarna langsung dapat digunakan untuk mewarnai kain denim dengan menambahkannya ke dalam formula akhir. Ini dapat menghasilkan jeans berwarna terang yang cocok untuk pasar mode kelas atas.

Pewarna Reaktif – Terdapat upaya untuk menerapkan pewarna reaktif pada mesin indigo, namun pengendalian pewarna hampir tidak mungkin dilakukan karena kotak pewarna yang besar pada sebagian besar peralatan indigo. Hal ini disebabkan banyaknya pewarna yang terurai sebelum berinteraksi dengan serat kapas.

Karena itu, pewarna reaktif harus ditempatkan dalam kotak kecil, kemudian dikeringkan, diberi bahan kimia, dan diuapkan. Satu-satunya alternatif praktis bagi sebagian besar perusahaan denim adalah menerapkan pewarna reaktif selama pengukuran dengan prosedur khusus.